Payakumbuh yang Selalu dihati


Bulan ramadhan adalah bulan yang paling dinantikan oleh semua umat muslim, karena dibulan ini kita akan berpuasa sebulan penuh dan diakhiri dengan merayakan hari raya idul fitri. bulan ini juga bulan penuh berkah karena Allah akan melipatgandakan pahala dari ibadah yang dilakukan.

Untuk saya yang masih memiliki keluarga besar di kampung halaman, bulan ramadhan menjadi suatu bulan yang dinantikan karena ada tradisi mudik yang selalu dirindukan. Mudik ke kampung halaman, bertemu sanak saudara, menjalin silaturahmi dan mencicipi kuliner khas kampung halaman menjadi kebahagiaan yang tak terkira.


Saya memiliki keluarga besar, banyak sepupu yang hampir seumuran, nostalgia sedikit, jaman sekolah dulu, saat mudik kami selalu menghabiskan waktu bersama2 dan melakukan banyak kegiatan seru layaknya anak2. 
Foto: ki: salah satu momen bersama sepupu
Ka: rumah gadang dimana kami selalu berkumpul

Biasanya dibulan ramadhan kami pergi ke masjid untuk taraweh, Jaman dulu kami belum mengenal gadget, permainan yang dilakukan melibatkan kebersamaan seperti main monopoli, main kartu, galasin, tap jongkok, petak umpet, dan sebagainya.

Tidak ketinggalan, kami selalu menikmati hunting jajanan ataupun kuliner khas yang tidak ada dirantau. Menjelang buka puasa, sore hari kami pergi ke pasar pabukoan dimana segala takjil maupun makanan khas ada disini.  Semua kenangan itu selalu melekat dalam ingatan.

Namun kesempatan untuk mudik tidak selalu hadir, seperti saat ini dimana mudik sebaiknya dihindari agar penyebaran virus covid 19 tidak semakin meluas, saya sedih sekali tidak bisa merayakan hari raya Idul Fitri bersama keluarga besar di Payakumbuh. Walaupun terpisah jarak ribuan kilometer, dengan adanya JNE saya tetap bisa menghadirkan kuliner khas Payakumbuh di Jakarta.
Foto (koleksi pribadi) : kuliner khas Minang; Bubur kampiun, es tebak, belut balado, Pangek Cubadak.

“The City of Randang” menjadi julukan untuk kota Payakumbuh sejak tahun 2018, setidaknya terdapat 43 UMKM Randang (rendang). Banyak jenis rendang yang ada disini selain rendang daging, antara lain ada; rendang telur, rendang daun, rendang paru, rendang belut, rendang itik  dan banyak lagi.

Rendang daun mali-mali menjadi rendang favorit saya, selain rasanya yang enak juga kenangan yang ada didalamnya menjadikan semakin nikmat saat menyantapnya. Saat kecil dulu saya biasa makan rendang ini dengan nasi hangat yang dikepal2 (nasi kopa kopa)


Sebelum bulan ramadhan ini, saya memesan rendang daun ini kepada salah satu UMKM rendang yaitu dapur rendang Uni Emi atau beliau biasa disapa Ummi, beliau termasuk tokoh yang populer didunia rendang. Ummi menanam daun surian dan mali-mali ini untuk melestarikan agar salah satu bahan rendang ini tetap terus ada. Saya memesan rendang sebelum puasa dan lebaran untuk dihadirkan ditengah keluarga. Bahan dari rendang mali mali ini yaitu ikan gabus, daun mali mali, daun surian dan bahan lainnya.

Dengan jaringan JNE yang luas dan pengiriman yang cepat, bulan ramadhan ini saya tetap bisa menikmati rendang favorit walaupun tidak bisa mudik. Jarak bukan lagi menjadi penghalang untuk menikmati kuliner khas kampung halaman. Semoga keberkahan ramadhan juga bisa dinikmati oleh para penggiat UMKM diseluruh Indonesia.

#JNE
#JNERamadhan2021
#BlogBerkahramadhanantarkankebahagiaan
#Bahagiabersama

Komentar

Postingan Populer