Prosedur Naik Pesawat untuk Orang Sakit

 Akhir minggu lalu, saya berkesempatan mudik ke Payakumbuh, Sumatera Barat. Mudik kali ini menjadi spesial karena saya mudik bersama mama yang sudah 6 tahun tidak mudik. Mama saya mengalami kecelakaan 6 tahun yang lalu sehingga menderita trauma kepala, gejalanya mirip dengan penderita stroke, namun jika stroke penyebabnya adalah hipertensi , pada mama saya, pecah pembuluh darah di kepala diakibatkan karena benturan hebat di kepala.

Berikut adalah beberapa tahap naik pesawat untuk orang sakit;

1.Download Form Medif di web

Kami memutuskan untuk naik maskapai Garuda Indonesia, awalnya menghubungi call center dan menjelaskan keadaan mama, petugas call center menganjurkan untuk menghubungi Garuda Sentra Medika di nomor 0214241000 ext 6136 selanjutnya kami dibantu oleh Pak Aci untuk keperluan dokumen medis  penerbangannya, komunikasi bisa dilakukan via whatsapp juga. Saya diemailkan dokumen yaitu Form-Medif yang harus dicetak dan dilengkapi semuanya. formulir tersebut juga bisa didapatkan disini

Fom Medif ini diperlukan sebelum menerbitkan tiket, jika penumpang terlihat kurang sehat atau memiliki penyakit tertentu yang menimbulkan perhatian petugas saat check-in maka petugas akan meminta penumpang melakukan konsultasi untuk mendapatkan persetujuan dari Garuda Sentra Medika. Untuk menghindari proses tersebut, kami melengkapi Form Medif sebelum menerbitkan tiket. Form ini diajukan kepada Dokter yang biasa menangani Mama saya.

Form Medif Part 1


Formulir terdiri dari tiga lembar; 

Lembar pertama (Part 1) diisi oleh Penumpang/keluarga berisi mengenai standar medis untuk penerbangan, ada poin A hingga L yang harus dilengkapi, antara lain berisi nama penumpang, gambaran kondisi penumpang, apakah perlu di tandu, apakah perlu pendampingan, kursi roda, ambulance dan hal lainnya yang diperlukan penumpang dalam penerbangan.


Lembar Kedua (Part 2) diisi oleh Dokter, form ini berisi mengenai data medis pasien calon penumpang, diagnosis secara detail, gambaran apakah penumpang memerlukan alat bantu medis seperti oksigen, serta pertanyaan lain mengenai kondisi penumpang dari sudut pandang Dokter.

Lembar Ketiga (Medical Certificate) juga diisi oleh Dokter, form ini lebih ke gambaran fisik penumpang seperti Vital signs; GCS, tekanan darah, denyut nadi, saturasi oksigen, lalu di bagian paling bawah terdapat bagaimana rekomendasi dari Dokter tentang pasien ybs apakah bisa melakukan perjalanan atau tidak serta perlu pendampingan atau tidak.

2. Konsultasi dengan Dokter

Sebelum berangkat, kami menyempatkan untuk konsultasi dengan Dokter yang menangani Mama, selain untuk memastikan kondisi kesehatan Mama juga sekalian mengajukan Form Medif untuk dilengkapi oleh Dokter. Dalam Form Medif Part 2 terdapat nama Dokter sekaligus kontak yang bisa dihubungi.

3. Mengirim Form Medif ke Garuda Sentra Medika

Setelah form medif diisi lengkap, formulir tersebut di scan atau di foto lalu dikirimkan ke email Garuda Sentra Medika, lalu mentransfer biaya sebesar Rp.390.000 untuk approval medif ke rekening atas nama PT. Garuda Indonesia. Tidak lama, dokumen yang sudah disetujui yang terdapat cap approval dikirim kembali ke email saya. Dokumen yang sudah di approve ini sebaiknya di cetak 2x untuk keberangkatan dan kembali karena akan diminta oleh petugas check in.
   

4. Issued Tiket

Sesudah mendapatkan pesetujuan dari Garuda Sentra Medika,  kami menerbitkan (issued) tiket. setelah mendapatkan kode booking dan nomor tiket lalu menghubungi call center kembali untuk menambahkan catatan bahwa kami membutuhkan kursi roda.

Pengalaman Selama Perjalanan

Di formulir Part 2 terdapat permintaan untuk kursi roda, kursi roda apa yang dibutuhkan. Karena mama saya sama sekali tidak bisa berjalan, kami meminta kursi roda kecil (WCHC) yang bisa melewati lorong pesawat. Tidak lama setelah check in, kursi roda dan petugas datang, sehingga mama segera pindah ke kursi roda fasilitas dari Garuda, saat naik ke pesawat, mama saya pindah lagi ke kursi roda WCHC persis di depan pintu pesawat, lalu menggunakan kursi roda WCHC tersebut sampai ke seat yang tertera di boarding pass.

Awalnya kami ingin menggunakan kursi roda sendiri sampai ke depan pintu pesawat, namun saat check in petugas menyarankan agar kursi roda di wrapping dan dimasukan ke bagasi saja untuk menjaga agar tidak rusak, karena banyak kejadian jika kursi roda dibawa sampai di depan pintu pesawat, petugas tidak tahu cara melipat dan memperlakukan kursi roda tsb.

Setelah check-in kami didampingi oleh petugas dari Garuda yang membantu mendorong kursi roda mulai dari konter check-in, menemani di Lounge hingga mama saya duduk di atas pesawat. Saat di lounge ada 1 orang petugas lagi yang ikut mendampingi kami. Kami mendapat prioritas naik ke atas pesawat terlebih dahulu sebelum penumpang lainnya.

Sesampainya di Padang, petugas kursi roda belum datang, sehingga kami turun paling terakhir setelah semua penumpang turun dari pesawat. Pramugari, petugas kursi roda dan petugas Gapura sangat membantu dan memberikan pelayanan yang baik kepada kami.

Terminal kedatangan CGK


Komentar

Unknown mengatakan…
kaki saya patah dan sekarang sedang proses penyembuhan dan saya ingin pulang ke jakarta jika boleh saya bertanya tiket apa yang harus saya beli dan bagaimana prosedur dan caranya terima kasih
syennig mengatakan…
Mohon maaf, komentarnya baru dibalas, karena kondisi kaki Mama saya tidak terlalu bisa ditekuk, kami memilih kelas bisnis yang memiliki leg room yang luas.

Postingan Populer